Home Top Ad

Responsive Ads Here

Pelayanan di RSUP Kandou terus  ditingkatkan dengan pemberian edukasi atau penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien seperti halnya ya...

PROMKES RSUP KANDOU TINGKATKAN PELAYANAN LEWAT PENYULUHAN


Pelayanan di RSUP Kandou terus  ditingkatkan dengan pemberian edukasi atau penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien seperti halnya yang dilakukan oleh Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit Kandou Manado bekerja sama dengan KSM Neurologi yakni penyuluhan tentang penyakit saraf dengan judul "Spinal Muscular Athropy" ini sangat diapresiasi oleh pasien dan keluarga pasien. Sebagai rumah sakit yang telah terakreditasi Internasional JCI RS Kandou rutin dalam mengadakan penyuluhan tentang berbagai penyakit kepada para pasien dan keluarga pasien yang rutin dilakukan dua kali dalam sebulan di apotik rawat jalan seperti halnya pada Kamis, 23 Agustus 2018 tim dari Instalasi Promosi Kesehatan RSUP Prof Kandou bersama tim dokter Bagian Neurologi yakni Dr. dr. Herlyani Khosama, Sp.S(K), dr. Riane Anggreani dan dr. Ronald Sidharta menjelaskan secara detail tentang pengenalan penyakit saraf, mengetahui tanda awal gejala penyakit saraf sampai pencegahan dan penanggulangan pasien bila sudah didiagnosis mengalami penyakit saraf. Digelarnya penyuluhan tentang penyakit saraf karena bertepatan juga pada bulan Agustus ini digagas sebagai bulan untuk para pasien penyandang Spinal Muscular Atrophy yang mengajak kita supaya lebih peduli terhadap mereka dan siapa saja yang sudah terkena gejala penyakit saraf. Dokter Anggreani mengajak kita untuk mengenal tentang Apa sebenarnya Spinal Muscular Atrophy. “Jenis dari pada penyakit ini adalah penyakit genetik yang menyebabkan otot-otot melemah dan mengecil,” kata Anggreani. Lanjutnya ketika otot-otot seseorang yang sudah terkena penyakit ini yang tidak memandang umur baik masih bayi, balita, remaja, pemuda sampai orang tua tidak dipungkiri bisa juga terkena penyakit genetik seperti Spinal Muscular Atrophy, jelasnya. Tanda awal jika bayi dan balita terkena panyakit genetik ini bisa dilihat ketika bayi sudah mulai susah merangkak, berdiri, berjalan, melompat dan berlari. Kemudian bisa dilihat juga pada masalah pencernaan ketika sulit menelan dan kesulitan dalam penyerapan makanan dan akhirnya terjadi sembelit. Selain itu penyakit ini bisa juga memengaruhi pernapasan kita. Ini merupakan penyakit kelainan genetik nomor satu yang menyebabkan kematian pada bayi dan balita usia di bawah dua tahun. Pada dasarnya perbedaan dari orang normal dan orang yang telah mengalami penyakit kelainan genetik khususnya pada saraf ini hanya pada fisiknya orang tersebut. Ketika mangalami hal ini orang itu hanya bisa duduk diam di kursi roda karena semua saraf dan ototnya yang mengecil di seluruh tubuh sudah tidak bisa digerakkan lagi. Lanjutnya lain dari pada itu semua terlihat normal. Mereka bisa berpikir, daya ingat mereka tetap seperti orang normal, jadi intinya tak memengaruhi Intelegensi pada penderita Spinal Muscular Atrophy sendiri. Yang membedakan, hanya mereka tidak bisa menggerakkan bagian tubuh yang motoriknya sudah tidak berfungsi lagi. Untuk penanganan lebih lanjut pada gejala penyakit genetik ini, yang tak memandang usia dan mempunyai tanda awal bagi pengidap penyakit yang terbilang sama seperti pada bayi, maka dianjurkan untuk langsung berkonsulatsi dengan dokter spesialis yang lebih paham tentang penyakit (SMA) yang sangat berbahaya apabila dibiarkan dan tak langsung ditanggulangi, jelas dr. Anggreani. “Intinya kita harus lebih peka terhadap penyakit seperti ini yang bisa datang kapan saja dan tak memandang umur. Apabila ada keluarga atau kerabat bahkan tetangga kita yang sering memperlihatkan gejala-gejala yang biasa ditimbulkan dari penyakit kelainan genetik ini untuk bisa cepat diinformasikan dan ditanggulangi.” Antusias dari keluarga pasien terlihat di saat diberikan kesempatan untuk bertanya-jawab dengan para dokter spesialis saraf guna mendapatkan solusi atas penyakit yang dialaminya yakni seputar penyakit saraf. Tim dokter pun dengan senang hati menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh para pasien dan keluarga pasien. Dan diakhir penyuluhan Tim Promkes yang terdiri dari dr. Ivonne E. Rotty, M.Kes, selaku Kepala Instalasi Promkes, dr. Henny Liwe, M.Kes, dr. Neni Ekawardani dan tim promkes lainnya selalu menutup dengan mempraktikkan cara mencuci tangan yang baik dan benar bagi pasien dan keluarga pasien. (hukormas/ch)

0 coment�rios: