aku perawat

Home Top Ad

Responsive Ads Here

MANADO -  Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kandou menggelar edukasi kesehatan pencegahan kanker, di Instalasi Promosi Kesehatan (Promkes)...


MANADORumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kandou menggelar edukasi kesehatan pencegahan kanker, di Instalasi Promosi Kesehatan (Promkes), Kamis (7/2) kemarin. Edukasi kesehatan dibawakan Divisi Hematologi-Onkologi Medik, Bagian/KSM Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Unsrat RSUP Kandou Linda Rotty.
Dia mengatakan, kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem imun. Khususnya limfatik yang berperan melawan infeksi penyakit. “Kelenjar getah bening berada di bawah kulit. Di bagian tubuh tertentu. Antara lain ketiak, bagian bawah rahang, leher, selangkangan pada paha, di bagian tubuh perut dan dada,” katanya. Proses terjadinya infeksi terlihat dari pembengkakan bagian-bagian tersebut. “Tindakan yang harus dilakukan adalah mengurangi faktor risiko lebih parah. Selain pembengkakan batuk, lelah, hidung beringus, menggigil dan berkeringat, radang tenggorokan, demam, dan kulit memerah dan bengkak,” ungkapnya.
Elvri Daungkana SST sebagai ahli gizi menambahkan, faktor risiko penyebab kanker melalui penggunaan bahan kimia. Seperti salah satu contoh TAR pada rokok. "Saya sarankan menjauhi asap rokok. Memang para perokok tak mudah dalam berhenti merokok karena sifat kecanduannya tinggi. Karena itu harus ada kesadaran tentang bahayanya rokok. Tentunya harus ada pemahaman terkait kesehatan dan support dari orang terdekat," tambahnya .
Dia juga menyarankan, perbanyak mengonsumsi makanan-makanan sehat tanpa bahan pengawet sangat dianjurkan. "Mengurangi pemakaian penyedap rasa pada makanan, mengonsumsi buah dan sayuran terutama makanan sehat dan buah kaya warna,” pungkasnya.

MANADO  - Edukasi dan layanan kesehatan diberikan Instalasi Promosi Kesehatan RSUP Kandou terhadap para Lansia di Balai Pelayanan Sosial...

MANADO - Edukasi dan layanan kesehatan diberikan Instalasi Promosi Kesehatan RSUP Kandou terhadap para Lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Terlantar ‘Senja Cerah’, Selasa (2/4/2019).
Kepala Instalasi Promkes Dr Neni Ekawardani menjelaskan, komunitas geriatri (Lansia) tersebut diberikan pemahaman tentang gangguan Sarkopenia. Dibawakan oleh dr Inggrit Lontoh SpPD.
Diketahui, Sarkopenia adalah sindrom yang ditandai dengan penurunan massa otot, disertai penurunan kekuatan dan fungsi otot.
Penurunan massa otot terutama terjadi pada orang yang tidak aktif secara fisik. Orang yang tidak aktif bergerak dapat kehilangan massa otot sebanyak 3-5% setiap 10 tahun, setelah usia di atas 30 tahun.
Karena disebabkan oleh faktor penuaan, umumnya yang menderita Sarkopenia adalah usia lanjut. Masing-masing 13-24% terjadi pada usia 65-70 tahun, dan lebih dari 50% pada usia 80 tahun ke atas.
Mencegah Sarkopenia yaitu dengan melakukan olahraga ketahanan otot seperti latihan aerobik, konsumsi makanan berprotein seperti produk susu, dan pemenuhan energi berupa vitamin dan mineral dari sayuran dan buah-buahan.

Penyuluhan tentang Penyakit Paru,dalam rangka Hari Paru Sedunia (World Lung Day) yang diadakan oleh Divisi Pulmonologi bagian Penyakit dal...

Penyuluhan tentang Penyakit Paru,dalam rangka Hari Paru Sedunia (World Lung Day) yang diadakan oleh Divisi Pulmonologi bagian Penyakit dalam dan Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit Kandou Manado dibawah pimpinan dr.Ivonne E.Rotty,M.Kes bertempat di ruang tunggu pasien poliklinik penyakit dalam. Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Kandou Manado dr.Celestinus Eigya Munthe, Sp.KJ,M.Kes, Kepala Bidang Pelayanan Medik dr.Hanry Takasenseran, Ns.Suwandi Luneto sebagai Kepala Bidang Keperawatan dan Kepala Seksi Penunjang Medik Dolly Mokodongan,ST  didampingi dr. Henny Liwe, M.Kes sebagai Kepala Instalasi Rawat Jalan dan Tim dokter serta Tim Promkes lainnya.
Dijelaskan secara umum oleh Nara Sumber dr.Julia Cornelia Lombo, Sp.P(K) tentang apa itu penyakit paru, bagaimana pencegahan serta pengobatannya. Dijelaskan pula TBC dapat disembuhkan dan dicegah melalui cara atau tindakan tidak meludah disembarangan tempat, menutup mulut pada waktu bersin dan batuk dan saat pengobatan tidak boleh terputus konsumsi obatnya sebelum benar-benar sembuh. Sementara itu dr.Munthe memberikan apresiasi kepada Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit Kandou yang rutin memberikan edukasi kepada pasien serta keluarga pasien lewat penyuluhan seperti ini, dimana pada hari ini boleh bekerjasama dengan bagian pulmonologi penyakit dalam menggelar penyuluhan ini dalam rangka Hari Paru Sedunia atau World Lung Day yang jatuh pada tanggal 25 September imbuhnya.
Sesudah penyampaian materi oleh narasumber, diberikan kesempatan bagi keluarga pasien ataupun pasien untuk bertanya jawab tentang seputar materi yang sudah disampaikan oleh dr.Julia. Kesempatan pun digunakan oleh peserta penyuluhan untuk menanyakan bagaimana pencegahan serta pengobatan penyakit paru yang diderita oleh peserta penyuluhan, dokter Julia yang membidangi penyakit paru memberikan jawaban serta solusi bagi pertanyaan-pertanyaan yang sudah dilontarkan oleh keluarga /pasien yang hadir dalam penyuluhan tersebut.
Sebelum mengakhiri penyuluhan tentang penyakit paru ini, Tim Promosi Kesehatan rumah Sakit kandou melakukan demo cara mencuci tangan yang baik dan benar didepan para peserta penyuluhan serta mengajak pasien dan keluarga pasien untuk menjadi partisipan melakukan demo cara mencuci tangan didepan peserta lainnya.
(*/CH - Hukormas RSUP Kandou)

Pelayanan di RSUP Kandou terus  ditingkatkan dengan pemberian edukasi atau penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien seperti halnya ya...


Pelayanan di RSUP Kandou terus  ditingkatkan dengan pemberian edukasi atau penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien seperti halnya yang dilakukan oleh Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit Kandou Manado bekerja sama dengan KSM Neurologi yakni penyuluhan tentang penyakit saraf dengan judul "Spinal Muscular Athropy" ini sangat diapresiasi oleh pasien dan keluarga pasien. Sebagai rumah sakit yang telah terakreditasi Internasional JCI RS Kandou rutin dalam mengadakan penyuluhan tentang berbagai penyakit kepada para pasien dan keluarga pasien yang rutin dilakukan dua kali dalam sebulan di apotik rawat jalan seperti halnya pada Kamis, 23 Agustus 2018 tim dari Instalasi Promosi Kesehatan RSUP Prof Kandou bersama tim dokter Bagian Neurologi yakni Dr. dr. Herlyani Khosama, Sp.S(K), dr. Riane Anggreani dan dr. Ronald Sidharta menjelaskan secara detail tentang pengenalan penyakit saraf, mengetahui tanda awal gejala penyakit saraf sampai pencegahan dan penanggulangan pasien bila sudah didiagnosis mengalami penyakit saraf. Digelarnya penyuluhan tentang penyakit saraf karena bertepatan juga pada bulan Agustus ini digagas sebagai bulan untuk para pasien penyandang Spinal Muscular Atrophy yang mengajak kita supaya lebih peduli terhadap mereka dan siapa saja yang sudah terkena gejala penyakit saraf. Dokter Anggreani mengajak kita untuk mengenal tentang Apa sebenarnya Spinal Muscular Atrophy. “Jenis dari pada penyakit ini adalah penyakit genetik yang menyebabkan otot-otot melemah dan mengecil,” kata Anggreani. Lanjutnya ketika otot-otot seseorang yang sudah terkena penyakit ini yang tidak memandang umur baik masih bayi, balita, remaja, pemuda sampai orang tua tidak dipungkiri bisa juga terkena penyakit genetik seperti Spinal Muscular Atrophy, jelasnya. Tanda awal jika bayi dan balita terkena panyakit genetik ini bisa dilihat ketika bayi sudah mulai susah merangkak, berdiri, berjalan, melompat dan berlari. Kemudian bisa dilihat juga pada masalah pencernaan ketika sulit menelan dan kesulitan dalam penyerapan makanan dan akhirnya terjadi sembelit. Selain itu penyakit ini bisa juga memengaruhi pernapasan kita. Ini merupakan penyakit kelainan genetik nomor satu yang menyebabkan kematian pada bayi dan balita usia di bawah dua tahun. Pada dasarnya perbedaan dari orang normal dan orang yang telah mengalami penyakit kelainan genetik khususnya pada saraf ini hanya pada fisiknya orang tersebut. Ketika mangalami hal ini orang itu hanya bisa duduk diam di kursi roda karena semua saraf dan ototnya yang mengecil di seluruh tubuh sudah tidak bisa digerakkan lagi. Lanjutnya lain dari pada itu semua terlihat normal. Mereka bisa berpikir, daya ingat mereka tetap seperti orang normal, jadi intinya tak memengaruhi Intelegensi pada penderita Spinal Muscular Atrophy sendiri. Yang membedakan, hanya mereka tidak bisa menggerakkan bagian tubuh yang motoriknya sudah tidak berfungsi lagi. Untuk penanganan lebih lanjut pada gejala penyakit genetik ini, yang tak memandang usia dan mempunyai tanda awal bagi pengidap penyakit yang terbilang sama seperti pada bayi, maka dianjurkan untuk langsung berkonsulatsi dengan dokter spesialis yang lebih paham tentang penyakit (SMA) yang sangat berbahaya apabila dibiarkan dan tak langsung ditanggulangi, jelas dr. Anggreani. “Intinya kita harus lebih peka terhadap penyakit seperti ini yang bisa datang kapan saja dan tak memandang umur. Apabila ada keluarga atau kerabat bahkan tetangga kita yang sering memperlihatkan gejala-gejala yang biasa ditimbulkan dari penyakit kelainan genetik ini untuk bisa cepat diinformasikan dan ditanggulangi.” Antusias dari keluarga pasien terlihat di saat diberikan kesempatan untuk bertanya-jawab dengan para dokter spesialis saraf guna mendapatkan solusi atas penyakit yang dialaminya yakni seputar penyakit saraf. Tim dokter pun dengan senang hati menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh para pasien dan keluarga pasien. Dan diakhir penyuluhan Tim Promkes yang terdiri dari dr. Ivonne E. Rotty, M.Kes, selaku Kepala Instalasi Promkes, dr. Henny Liwe, M.Kes, dr. Neni Ekawardani dan tim promkes lainnya selalu menutup dengan mempraktikkan cara mencuci tangan yang baik dan benar bagi pasien dan keluarga pasien. (hukormas/ch)

Penyuluhan tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dilaksanakan Instalasi Promosi Kesehatan RSUP Kandou Manado yang diketuai oleh dr...

Penyuluhan tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dilaksanakan Instalasi Promosi Kesehatan RSUP Kandou Manado yang diketuai oleh dr. Neni Ekawardani, Jumat 18 Januari 2019 di ruang tunggu Apotik Instalasi Rawat Jalan. Pembawa materi pada penyuluhan kali ini adalah dr. Teguh Wijayanto, Sp.A dari Ilmu Kesehatan Anak. Sebelum dalam materi penyuluhan diawali dengan permainan tentang kesehatan bagi para pasien dan keluarga. Dalam materi yang disampaikan dr. Teguh, mengingatkan agar memperhatikan tempat-tempat yang berpotensi berkembangnya jentik-jentik nyamuk. Karena itu, lakukan 3M PLUS. Yaitu Menguras wadah air, Mengubur barang bekas, serta Menutup tempat penampungan air. Apabila ada anggota keluarga menunjukkan gejala DBD, segera diperiksakan ke dokter. Dalam penyuluhan tersebut, antusias dari pasien dan keluarga pasien terlihat dari sejumlah pengunjung RS mengajukan pertanyaan terkait cara mencegah penyakit DBD dan mengatasi demam bagi anggota keluarga yang diserang virus tersebut. Turut hadir pada penyuluhan ini, Kepala Instalasi Rawat Jalan dr. Henny Liwe, M.Kes, tim Poliklinik Anak, dan staf IPKRS.(hukormas/ch*)